TAKABUR
Keganasan
ombak samudra pun disebut tak akan jadi masalah besar. Para penumpang
dijanjikan kenyamanan dan keamanan mutlak. Kapal ini begitu sempurna sampai
muncul pernyataan legendaris, "Tuhan pun tak akan bisa menenggelamkan
kapal ini."
Sembilan hari setelah perakitan selesai, kapal megah itu akhirnya
memulai pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris, menuju New York,
Amerika Serikat. Kelak, kapal itu diberi nama RMS Titanic.
Namun,
keyakinan itu runtuh empat hari kemudian. Di tengah malam berbintang dan lautan
tenang, Titanic menabrak gunung es. Lambung kapal robek sepanjang 90 meter. Air
laut segera mengalir deras ke dalam lambung kapal. Bencana tak terhindarkan. Tepat
pada 15 April 1912 atau 113 tahun lalu, Titanic tenggelam di Samudra Atlantik.
Sebanyak 2.208 penumpang terpaksa mengakhiri perjalanan bukan di AS, tetapi di
lautan antah berantah.
Dari
keseluruhan penumpang, hanya 707 jiwa yang berhasil selamat. Selebihnya,
dinyatakan tewas. Ada yang tenggelam bersama kapal di kedalaman 4 kilometer.
Ada juga yang membeku perlahan di permukaan laut super dingin. (sumber
: https://www.cnbcindonesia.com)
Takabur
Takabbur
secara bahasa berasal dari kata “kibr” yang berarti besar. Dalam terminologi
Islam, takabbur adalah sikap hati yang merasa dirinya lebih besar, lebih hebat,
atau lebih unggul dari orang lain. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran yang
artinya,“Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS.
An-Nisa: 36)
Sifat ini
membuat seseorang menolak kebenaran dan menganggap dirinya di atas yang lain.
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda yang artinya, “Tidak
akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun
sebesar biji sawi.” (HR. Muslim)
Contoh sikap Takabbur yang tersebut dalam Al-Quran
- Iblis – Penolakan
iblis untuk sujud kepada Adam merupakan salah satu contoh takabbur yang
paling jelas. Allah memerintahkannya, namun ia berkata, “Aku lebih
baik darinya; Engkau menciptakanku dari api, sedang dia Engkau ciptakan
dari tanah.” (QS. Al-A’raf: 12).
- Fir’aun – Fir’aun
juga merupakan sosok yang sangat sombong. Ia mengklaim dirinya sebagai
tuhan dan menolak ajaran Nabi Musa Alaihissalam, hingga akhirnya dia binasa.
Allah Ta’ala berfirman, ”Fir’aun berkata: ‘Akulah tuhanmu yang paling
tinggi.'” (QS. An-Nazi’at: 24).
Dan Fakta
Bencana Kapal Titanic menjadi salah satu bukti faktual sikap takabur manusia.
Para perancangnya begitu sombong dengan kecanggihan kapalnya sehingga berujar :
"Tuhan pun tak akan bisa menenggelamkan kapal ini." Allah
ta’ala pun memberikan peringatan pada manusia yang sombong dengan
menenggelamkan kapal tersebut 13 hari kemudian.
Titanic
tenggelam di tengah malam berbintang dan lautan tenang. Tak ada badai dan ombak
menghadang. Tidak ada insiden kecelakaan dengan kapal lain. Titanic tenggelam
menabrak gunung es.
Menurut Alimuddin Hassan Palawa dari UIN Sultan Syarif
Kasim Riau, Kata “takabbur” berasal
dari bahasa Arab yang padanannya dalam bahasa lndonesia secara umum adalah
sombong, angkuh. Takabbur adalah salah satu sifat yang paling
dibenci oleh Allah.
Al-Takabbur, merupakan sifat dan sekaligus dosa yang pertama dari
tiga dosa yang dimiliki dan dilakukan oleh mahluk Allah, yaitu iblis. Sementara
dua dosa lainnya adalah serakah yang dilakukan oleh Adam, dan dosa hasad (iri
hati) yang menyebabkan Qabil membunuh Habil. Dengan sifat sombongnya ini Iblis
terusir dari surga penuh kehinaan.
Kesombongan dapat timbul
disebabkan seseorang merasa memiliki kelebihan dibanding dengan orang lain. Misalnya,
kelebihan dalam ilmu, kecantikan, keturunan (asal-usul keluarga), harta benda
dan kekayaan serta kekuatan dan kekuasaan. Dengan kata lain, kesombongan dapat
bersemayam pada diri (hati) seseorang disebabkan ia memandang dirinya
berkecukupan, sehingga ia merasa tidak (lagi) membutuhkan orang lain.
Kelanjutan logisnya, kelebihan yang
dimiliki manusia baik fisik maupun non fisik acapkali membuat dirinya, bukan
saja tidak membutuhkan orang lain, bahkan kerapkali berbuat sewenang-wenang dan
melampaui batas terhadap orang lain. “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
karena dia melihat dirinya serba cukup.” (Terj. QS. al-‘Alaq: 6-7).
Sementara dalam
sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Abdullah bin Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda yang
artinya,“Tidak akan masuk surga orang yang masih memiliki sikap sombong
didalam hatinya walau seberat biji sawi”. Maka ada seorang sahabat yang
bertanya pada beliau: ‘Sesungguhnya ada orang yang menyukai kalau pakaianya itu
bagus dan sendalnya baru”. Maka Nabi menjawab: “Sesungguhnya Allah itu indah
dan mencintai keindahan. (yang dinamakan) sombong ialah menolak kebenaran dan
meremehkan orang lain“. [HR Muslim no: 91].
Didalam hadits ini Nabi shalallahu alaihi wa sallam
menjelaskan, bahwa sombong itu terjadi pada dua hal:
Pertama: Menganggap dirinya lebih besar dari Allah, atau agama
atau Rasul-Nya. Seperti anggapan Fir’aun serta orang-orang yang semisal
dengannya, yang congkak dan enggan untuk menjadi hamba Allah azza wa jalla.
Kedua: Sombong terhadap makhluk, yaitu meremehkan, merendahkan
dan memandang hina orang lain. Dan biasanya hal ini hanya muncul dari kalangan
orang-orang yang rendah martabat dan memiliki kekurangan, karena mereka ingin
mengganti kekurangannya dengan menampakkan yang memang bukan menjadi bagiannya,
sehingga timbul sikap sombong dari mereka.
Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah berkata,
“Kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri
di hadapan manusia dengan ilmunya, merasa dirinya besar dengan
kemuliaan yang dia miliki. Padahal Diriwayatkan dari Abdullah bin
Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallam, beliau bersabda,
“Tidak akan masuk
surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada
seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang
suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong
adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR.
Muslim no. 91)
Khatimah
Sifat
takabbur atau sombong adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya.
Tidak hanya membuat seseorang jauh dari Allah, tetapi juga menghancurkan
kehidupan sosial dan menghalangi kebenaran. Sebagai manusia, kita harus selalu
mengingat bahwa semua yang kita miliki hanyalah titipan Allah, dan yang berhak
untuk sombong hanyalah Allah ta’ala Sang Khaliq. Dengan menjauhi takabbur, kita
dapat hidup dalam kerendahan hati, mencintai sesama, dan mendekatkan diri
kepada Allah Ta’ala.
Posting Komentar untuk "TAKABUR"