IBUMU
Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.
Di Indonesia,
hari ibu dirayakan tiap 22 Desember dan ditetapkan sebagai
perayaan nasional. Sementara di Amerika dan
lebih dari 75 negara, Hari Ibu atau Mother's Day dirayakan
pada Ahad pekan kedua Mei. Di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Perempuan Internasional atau International
Women's Day diperingati setiap 8 Maret. (wikipedia)
Islam tidak
memiliki hari khusus sejenis hari ibu sebab hari raya dalam Islam hanya ada
dua, sebagaimana hadits Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam yang artinya ““Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk
bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku
datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang
kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan
yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari
Nahr)” (HR. An Nasai dan Ahmad sanadnya shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)
Tidak ada
perayaan dalam Islam kecuali dua hari raya tersebut, sebagaimana tidak ada
dalam Islam hari khusus untuk ibu. Namun Islam telah memuliakan dan meninggikan
derajat para ibu sehingga ia harus senantiasa dihormati setiap waktu. Allah ta’ala
berfirman yang artinya,“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS.
Luqman : 14).
Dalam ayat
ini disebutkan bahwa ibu mengalami tiga macam kepayahan, yang pertama adalah
hamil, kemudian melahirkan dan selanjutnya menyusui. Tahukah kita betapa
payahnya seorang calon ibu saat hamil ?
Mengutip
artikel di hellosehat.com disebutkan bahwa Sakit
kepala merupakan salah satu keluhan
yang paling umum terjadi pada ibu hamil. Biasanya terjadi saat hamil muda.
Ibu hamil
biasanya akan mengalami sembelit alias susah BAB di trimester
pertama kehamilan. Sembelit
pada ibu hamil disebabkan oleh perubahan hormon dan tekanan dari rahim yang
menekan usus.
Kram kaki pada malam hari sering menjadi keluhan ibu hamil
selama trimester kedua, baik hamil anak laki-laki atau perempuan. Kram
disebabkan oleh beban tambahan yang dibawa ibu saat kehamilan yang membuat otot
menjadi tegang.
Kram perut saat hamil dapat dirasakan kapan
saja selama kehamilan, bisa pada saat trimester pertama, kedua, atau
ketiga. Ibu hamil sering merasakan keluhan ini karena kondisi rahim yang
terus meregang selama kehamilan. Bahkan, kram bisa menyebar pada bagian pinggul
atau pangkal paha.
Ibu hamil juga sering mengalami keluhan berupa kaki dan tangan
bengkak, termasuk jari-jarinya. Hal ini disebabkan karena peningkatan
cairan tubuh saat sedang hamil.
Kehamilan juga membuat ligamen
yang menghubungkan antar tulang menjadi lebih lunak dan meregang untuk
mempersiapkan persalinan. Namun, beban tubuh yang meningkat karena ukuran bayi makin besar
justru akan memberatkan punggung dan panggul sehingga keluhan sakit punggung
sering dirasakan ibu hamil.
Sesak napas sering menjadi keluhan ibu hamil, terutama di trimester
ketiga kehamilan. Di usia kehamilan
besar, bayi tumbuh dan terus mendorong rahim melawan diafragma.
Itu semua adalah sebagian kepayahan calon ibu
saat sedang hamil. Bagaimana pengorbanannya saat melahirkan ?
Data ilmiah juga mengindikasikan bahwa sakit
persalinan merupakan kondisi paling menyakitkan yang dialami oleh wanita.
Puncak dari rasa sakit ini biasanya terjadi ketika kontraksi berlangsung selama
60-90 detik dan muncul lebih sering. Dalam skala nyeri 1-10, sakit persalinan
kerap disebut memiliki skala 10. Sebagai perbandingan, nyeri akibat patah
tulang, tulang retak, dan batu ginjal kerap digambarkan dengan skala yang lebih
rendah. “(sakit persalinan) adalah kondisi yang paling menyakitkan dan tak ada
rasa sakit lain yang sebanding dengan sakit persalinan," ungkap konsultan
obstetri dan ginekologi senior Nanavati Max Super Speciality Hospital, dr
Suruchi Desai.(republika.co.id)
Setelah melahirkan para ibu masih mempunyai
kewajiban menyusui anaknya hingga 24 bulan. Komposisi ASI sangat ideal untuk
bayi. Ketika bayi membutuhkan zat gizi dengan takaran tertentu, maka ASI dapat
menyediakannya dengan pas, sehingga bayi tidak akan kelebihan ataupun
kekurangan zat gizi. Semuanya sesuai dengan usia bayi.
Begitu besarnya tugas seorang ibu sehingga wajar jika Rasul Shalallahu
Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,”Dari Abu
Hurairah radhiyallaahu
‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama
kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut
kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam
menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’
Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa
lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Kita tidak punya kapasitas untuk menghitung satu
demi satu hak-hak yang dimiliki seorang ibu. Islam hanya menekankan untuk
sedapat mungkin menghormati, memuliakan dan menyucikan kedudukan sang ibu
dengan melakukan hal-hal terbaik yang dapat kita lakukan.
Berkaitan bakti pada orang tua, khususnya pada ibu, ada sebuah kisah
sahabat yang menginspirasi. Kisah ini diketahui dalam sebuah hadits. Bermula ketika ada
seorang sahabat nabi yang bertanya, “Ya Rasulullah adakah orang yang paling
disayangi oleh Allah Ta’ala selain Engkau?” Nabi pun menjawab, “Ada, yaitu
Salman al Farisi,” sahabat kembali bertanya, “Kenapa, ya, Rasulullah dia begitu
disayang Allah?”
Nabi pun
bercerita bahwa Salman Al Farisi merupakan orang yang berasal dari keluarga
miskin, sementara sang Ibu sangat ingin naik haji. Namun, sayang sang ibu tak
mampu untuk berjalan. Keadaan ekonomi Salman tak memungkinkan dirinya dan sang
ibu berangkat ke tanah suci.
Namun
ternyata kekurangan tersebut tidak menghentikan Salman memenuhi cita-cita sang
Ibu. Akhirnya, Salman memutuskan untuk mengantar ibunya naik haji dengan cara
menggendongnya dari tempat tinggalnya menuju Mekkah. Perjalanan tersebut membutuhkan
waktu berhari-hari hingga tanpa terasa kulit punggung Salman sampai terkelupas.
Ketika sampai
di kota Mekkah, betapa bahagianya Salman dan ibunya bertemu dengan Rasulullah.
Salman bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasul, apakah saya sudah berbakti kepada
orangtua saya? Saya menggendong ibu saya di pundak saya berjalan dari Madinah
sampai kota Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji.”
Seketika itu
juga Rasulullah langsung menangis. Sambil tetap menangis, Rasulullah pun
menjawab, “Wahai Saudaraku, engkau sungguh anak yang luar biasa, engkau
benar-benar anak shaleh, tapi maaf, (sambil tetap menangis) apapun yang kamu
lakukan di dunia ini untuk membahagiakan orang tuamu, apapun usaha kerasmu
untuk menyenangkan orang tuamu, tidak akan pernah bisa membalas jasa mereka
yang telah membesarkanmu.”
Khatimah
Sungguh betapa mulia derajat seorang ibu di dalam Islam hingga
pengorbanan yang dilakukan sahabat Salman Al Farisi pun belum setara dengan
jasa seorang ibu. Maka selayaknya seorang muslim senantiasa memuliakan ibu (dan
ayahnya) sebagai bagian perintah syariat (ibadah) tanpa memerlukan waktu atau
hari khusus untuk mengistimewakannya.
Posting Komentar untuk "IBUMU"