Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

FOLLOWER RASUL SHALALLAHU ALAIHI WA SALLAM

 Hari ini kita telah memasuki Bulan Rabiul Awwal Tahun  1446 H. Bulan yang mulia karena di bulan ini terlahir Khatamul Anbiya Wal Mursalin, Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam.

Sungguh besar rahmat yang dilimpahkan kepada kaum muslimin karena ummat Islam ditetapkan sebagai ummat Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam, Nabi terakhir yang sangat peduli pada ummatnya. Bahkan beliau lebih peduli pada kemaslahatan ummatnya daripada kesulitan – kesulitan yang menimpa dirinya ataupun keluarganya.

Allah ta’ala berfirman yang artinya,“ Sungguh telah datang padamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, dia sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman “. (QS: at-Taubah : 128)

Ucapan, (berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami), Nabi begitu merasakan berat (susah) dengan kesusahan yang dialami umatnya. (dia sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu), maksudnya sangat menginginkan kalian mendapat petunjuk dan mendapatkan manfaat di dunia maupun di akhirat“.

Ayat ini sudah cukup menunjukkan bahwa Nabi begitu merasakan khawatir dan peduli dengan umatnya sepanjang hidupnya bahkan kelak ketika di hari perhitungan, Nabi pun berupaya keras menyelamatkan umatnya dari neraka.

 Pada sebuah hadits Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam dikisahkan, “Sesungguhnya Nabi bertanya kepada Jibril, “ Siapa yang memperhatikan umatku setlah wafatku ? “, maka Allah mewahyukan kepada Jibril untuk memberikan kabar gembira bahwa AKU (Allah) tidak akan melalaikan umatnya, dan berikan kabar padanya bahwa ia (Nabi) adalah manusia pertama (paling cepat) keluarnya dari kuburan ketika hari pembangkitan, dan pemimpin mereka di hari perkumpulan, dan sesungguhnya surge haram atas umat-umat lainnya sebelum umat Nabi memasukinya terlebih dahulu “, maka Nabi berkata, “ Sekarang aku sudah tenang “. (HR. Ath-Thabrani)

Hadits ini memang sanadnya dhaif, namun hadits dhaif bukanlah hadits maudhu’ yang harus dibuang. Karena ada kecacatan perowinya yang tidak terlalu parah. Hadits ini pun boleh diamalkan dalam bab manaqib (kisah-kisah) sesuai pendapat jumhur ulama ahli hadits.

Dalam hadits lain disebutkan bahwa ketika Nabi selesai membaca surat Ibrahim ayat 36 dan surat al-Maidah ayat 118, maka Nabi mengangkat kedua tangannya dan mengucapkan,“Ya Allah, umatku, umatku..dan Nabi menangis. Maka Allah berkata, “ Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad – Dan Tuhanmu Maha Mengetahui – dan tanyakan padanya apa yang menyebabkannya menangis ? maka Jibril mendatanginya dan menanyakannya, maka Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan apa yang telah diceritakan, maka Allah menjawab : “ Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad dan katakanlah, “ Sesungguhnya Kami akan meridhai umatmu, dan tidak akan berbuat buruk pada umatmu “. (HR. Muslim)

Perhatikan hadits sahih ini, begitu menunjukkan bahwa Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam begitu cinta dan perhatian kepada umatnya, beliau tidak rela umatnya celaka di dunia maupun di akherat kelak. Beliau menyebut “ ummati “ dua kali. Renungi, dan resapi seruan dan doa Nabi tersebut dalam diri kita, bayangkan beliau menyebut nama kita dua kali….tidakkah engkau merasakan seruan lisan mulia Nabi yang berdoa dan memohon kepada Allah agar kita sebagai umatnya diselamatkan dari neraka Allah ?!

 

Follower Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam

Sungguh benar Allah ta’ala dengan firmannya yang menyatakan,”Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (Terj. QS. Al hasyr : 7)

Ayat ini memerintahkan agar kaum muslimin senantiasa menjadikan Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam sebagai teladan, diikuti dan dipedomani dalam menjalani kehidupan. Ummat Islam adalah pengikut Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam, namun perlu bukti riil bahwa kita adalah ummatnya. Beberapa amal yang bisa membuktikan hal itu diantaranya

Memperbanyak bershalawat. Dalam satu riwayat pernah disebutkan bahwa, “Barangsiapa yang cinta akan sesuatu pasti ia akan banyak menyebut-nyebutnya.” Apabila kita mencintai Rasul maka jalannya adalah dengan memperbanyak berselawat kepadanya.

Tuntutan bershalawat merupakan tuntutan yang spesial. Allah ta’ala langsung yang menyuruh makhluk-Nya untuk bershalawat atas Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, sebagaimana firman Allah ta’ala, “Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” ( Terj. QS Al-Ahzaab: 56). Di samping itu, bersolawat lebih afdhal lagi jika ditunjang dengan mendalami sedikit demi sedikit sejarah kehidupan sang manusia teragung.

Menjaga warisan beliau. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam tidak mewarisakan harta yang berlimpah kepada ummatnya seperti emas dan perak  yang banyak, ladang yang berhektar, dinar dan dirham yang meruah, akan tetapi Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam mewarisakan tiga hal yang lebih indah yang dapat menandingi semuanya yakni Al-Qur’an, Al-Hadits serta warisan ilmunya di dalam dada-dada para ulama. Rasulullah pernah bersabda yang artinya,

“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. al-Imam at-Tirmidzi).

Meniru suri tauladannya. Allah berfirman, “Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21). Allah Swt sendiri telah menegaskan bahwa pada diri Rasulullah terdapat teladan baik yang patut kita acungkan jempol dan kita terapkan dalam aspek kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, salah seorang ulama Tarim, Yaman, Al Habib Umar pernah menyampaikan,

“Apabila kita ingin mengeluh tidak ada lagi yang mencintai kita di dunia ini maka ingatlah Rasulullah yang selalu mencintai ummatnya sampai akhir hayatnya. Apabila kita ingin memprotes kelezatan makanan yang kita cicipi hari ini maka ingatlah kepada Rasulullah yang pernah mengikat batu di perutnya demi menahan rasa lapar. Apabila kita ingin melakukan hal yang bertentangan dengen syariat kepada orang lain (balas dendam) maka ingatlah kepada Rasulullah yang mendoakan kebaikan  kepada penduduk Thaif yang telah menzaliminya.”

Marilah kita menjadi pengikut sejati Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam dan senantiasa merujuk beliau dalam perbuatan sehari – hari, baik dalam urusan ibadah maupun mumalah, urusan hablum min Allah maupun Hablum min an naas.

Wallahu a’lam bi ashowab

Posting Komentar untuk "FOLLOWER RASUL SHALALLAHU ALAIHI WA SALLAM"