PEDULI UMMAT
Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya, “Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin, maka dia bukan golongan mereka, dan barang siapa yang pagi dan sorenya tidak ada nasihat untuk Allah, Rasul-Nya, Kitab-Nya, pemimpin-Nya, dan umumnya kaum muslimin, maka dia bukan golongan mereka.” (HR. Imam Ath Thabrani)
Al Quran dan As Sunnah memerintahkan kita untuk saling tolong dan
membantu sesama kaum muslimin dalam kebaikan dan ketaqwaan. Pada hadits lain Dari
Abu Hurairah RA, bahwa Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,”Siapa yang membantu menyelesaikan kesulitan
seorang mukmin dari sebuah kesulitan di antara berbagai kesulitan-kesulitan
dunia, niscaya Allah akan memudahkan salah satu kesulitan di antara berbagai
kesulitannya pada hari kiamat.
Dan siapa
yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya
di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan
tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hambaNya
selama hambaNya itu menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk
mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan baginya jalan ke surga.
Tidaklah
sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah (maksudnya masjid,
pen) dalam rangka membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka,
melainkan niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan
kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi para malaikat serta Allah
sebut-sebut mereka kepada makhluk yang ada di sisi-Nya. Dan siapa yang lambat
amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.” (HR.
Muslim)
Kedua Hadits
ini menggambarkan pentingnya ta’awwun
atau saling membantu antar sesama muslim dalam segala urusan. Membantu memberi
kemudahan urusan pada saudara seaqidah. Bagi seorang muslim tidak ada rumus “Jika bisa dipersulit mengapa dipermudah?”.
Setiap muslim didorong untuk membantu saudaranya, baik tetangga, kerabat
apalagi seorang pelayan publik yang harus melayani masyarakat dengan sebaik –
baiknya sesuai tugas dan fungsinya.
Di sisi
lain ada banyak masalah sosial di negeri ini yang membutuhkan keterlibatan
seluruh kaum muslimin. Berdasarkan data BPS Jumlah
penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, dengan batas nilai Garis
Kemiskinan sebesar Rp550.458,-/kapita/bulan. Padahal jika melihat data Forbes Real Time Billionaires per
Selasa (18/6/2024), tentang kekayaan orang terkaya di Indonesia yang tercatat
memiliki kekayaan setara US$54,6 miliar (Rp895,46 triliun), dengan asumsi Rp16.400/US$
per 18 Juni 2024. Artinya pada satu sisi ada seseorang memiliki aset 800
trilliun rupiah, di sisi lain ada masyarakat yang penghasilannya hanya 500 ribu
per bulan !
Masalah-masalah sosial menunggu di pinggir jalan, kolom jembatan, perumahan
kumuh dan daerah-daerah miskin yang terisolir. Pada sebagian fakta jarak
komunitas orang-orang kaya dan miskin semakin renggang. Kalangan yang tiap hari
menghirup udara segar air conditioner lupa
masyarakat miskin yang mandi keringat banting tulang demi sesuap nasi.
Si Kaya yang menumpangi kendaraan mewah tidak tersentuh dengan pengamen,
orang-orang cacat dan yang tidur beralaskan aspal dan batu-batu kerikil
trotoar. Individu yang hidup di apartemen mewah, villa dan istana, kurang
tersentuh dan terpanggil untuk melihat masalah masyarakat miskin sekitar dengan
dekat, tidak terpanggil memberi jalan keluar meski itu hanya untuk sementara
waktu.
Sungguh masyarakat Islam tidak seperti itu, masyarakat Islam adalah
komunitas yang menginginkan kebaikan terhadap sesama, mengikutsertakan orang
lain merasakan nikmat, dan menghindarkannya dari hal-hal yang ditakutkan /
bahaya.
Maka sungguh penting membangun dan memelihara sikap kepedulian pada sesama
manusia secara umum dan pada sesama muslim secara khusus. Memberi bantuan
dengan menyalurkan zakat, infaq dan shodaqoh melalui lembaga formal ataupun
memberikan bantuan secara langsung.
Membantu bukan hanya dalam bentuk harta namun pula bantuan berupa
kemudahan, akses dan sebagainya yang bisa menjadi wasilah atau jalan terselesaikannya urusan atau masalah ummat,
bukan hanya di negeri ini namun bisa pula dukungan bantuan pada sesama muslim
di negeri yang lain.
Kepedulian
seorang muslim bukan hanya dalam urusan dunia namun juga dalam urusan ukhrowi
dan urusan kemaslahatan ummat. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam
dalam haditsnya pernah bersabda yang artinya, “Perumpamaan orang-orang yang mencegah berbuat maksiat dan yang
melanggarnya adalah seperti kaum yang menumpang kapal. Sebagian dari mereka
berada di bagian atas dan yang lain berada di bagian bawah. Jika orang-orang
yang berada di bawah membutuhkan air, mereka harus melewati orang-orang yang
berada di atasnya.
Lalu mereka
berkata: ‘Andai saja kami lubangi (kapal) pada bagian kami, tentu kami tidak
akan menyakiti orang-orang yang berada di atas kami’. Tetapi jika yang demikian
itu dibiarkan oleh orang-orang yang berada di atas (padahal mereka tidak
menghendaki), akan binasalah seluruhnya. Dan jika dikehendaki dari tangan
mereka keselamatan, maka akan selamatlah semuanya”. (HR.
Bukhari)
Di dalam hadits ini, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam menggambarkan
bahwa aktivitas amar ma’ruf nahi munkar juga merupakan salah satu bentuk
kepedulian pada ummat. Nabi mengibaratkan aktivitas dakwah seperti mencegah
perbuatan melubangi kapal. Jika orang yang berada di bawah kapal hendak
mengambil air, tentunya ia harus naik ke atas kapal, melewati orang-orang yang
berada di atas, barulah orang-orang yang di bawah dapat mengambil air.
Namun jika mereka hendak mengambil air dengan cara melubangi kapal,
tentunya ini akan memudahkan bagi mereka yang berada di bawah namun secara
tidak langsung akan membahayakan dirinya dan semua orang yang ada di dalam
kapal tersebut pula. Oleh karena itu, tindakan mereka yang hendak melubangi
kapal wajib dihentikan. Sebab, jika hal itu dibiarkan, niscaya kapal akan
karam, dan binasalah orang yang melubangi kapal itu juga semua orang yang ada
di atas kapal. Sebuah gambaran hancurya masyarakat yang saling tidak peduli
dengan kemunkaran di sekitarnya.
Khatimah
Islam adalah agama yang mengajarkan kepedulian pada sesama, baik dalam
urusan dunia maupun akhirat. Bukan hanya memikirkan urusan harta dan dunia
belaka. Islam mengakui manusia sebagai makhluq individu sekaligus makhuq
sosial. Oleh karena itu ada syariat semacam
Zakat, Infaq, shadaqoh, wakaf untuk membantu urusan dunia. Adapula syariat amar
ma’ruf nahi munkar, perbuatan saling menasehati agar tidak masuk surga sendiri.
Sungguh agama ini adalah agama yang paripurna, mengajarkan setiap muslim
adalah bersaudara. Dan layaknya saudara, mereka saling membantu dan membela
urusannya secara bersama – sama.
Posting Komentar untuk "PEDULI UMMAT"