Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Janganlah Gadaikan Agamamu !

 Persoalan hidup kita ini makin lama makin pelik saja. Musibah yang terjadi dalam skala individu ataupun kolektif semakin komplek. Di sekitar kita ada banyak manusia yang mengalami berbagai macam penderitaan yang tidak ada habis-habisnya.

Setiap manusia memiliki masalah dalam kehidupannya. Kesempitan, kesedihan, sakit, kekurangan dan lain-lain adalah sunnatullah yang dihadapi setiap orang beriman. Sebab Allah ta’ala tidak akan membiarkan kita mengaku beriman kepada-Nya, kecuali Allah akan menguji iman dan kesabaran kita.

Banyak jalan keluar yang dilakukan oleh orang beriman. Upaya pencarian solusi atas problematika hidup tentu tidak dilarang, bahkan sangat dianjurkan. Namun terkadang yang kita lakukan dalam mencari solusi masalah yang kita hadapi masih keliru. 

Sebagian dari kaum muslimin berusaha bersabar dengan ujian kesulitan yang dihadapi, namun tidak sedikit yang menyerah dan bersikap pragmatis. Melakukan segala cara tanpa peduli halal haram menurut tuntunan agama. Tidak peduli tatanan dan tuntunan agama. Menghalalkan segala cara bahkan rela bertikai, bertengkar dan beradu dengan sesama muslim untuk urusan dunia, walaupun ia tahu bahwa sesungguhnya hal yang diperebutkan tersebut bukanlah haknya.

Kita miris menyaksikan realitas yang saat ini terjadi di tengah-tengah kaum Muslimin. Mewabahnya sikap pragmatis dalam hidup sehingga jauh dari nilai-nilai Islam, lemahnya semangat untuk menuntut ilmu, memudarnya tradisi keilmuan yang menjadi tonggak peradaban, dan rapuhnya kekuatan politik umat Islam.

Semua realitas tersebut membutuhkan jawaban dan keseriusan untuk mengubah nasib umat Islam yang tertinggal menjadi umat terdepan, umat yang maju dan kuat, baik dari segi keilmuan, budaya, ekonomi, sosial, dan politik.

Islam sebagai Problem Solving

Dalam sejarahnya, agama selalu menjadi solusi terhadap problem kehidupan. Demikian pula, Islam dibawa oleh Nabi terakhir, yaitu Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam, untuk menyelesaikan persoalan kemanusiaan yang sedemikian bobrok yang disebut sebagai zaman jahiliyah. Pada zaman itu, masyarakat Arab suku Quraisy disebut dalam sejarah mengalami kerusakan moral yang amat parah, baik dalam kehidupan keagamaan, sosial, politik, moral, dan lain-lain.

Masyarakat yang ketika itu, setelah ditinggal selama kurang lebih lima abad oleh Nabi Isa, menjadi rusak dan biadab. Maka kemudian hadir Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam sebagai utusan Allah, untuk memperbaikinya. Salah satu tugas utusan Allah yang terakhir itu adalah memperbaiki akhlak. Secara fisik, mendasarkan pada wahyu yang diterima olehnya, masyarakat diperkenalkan tentang Tuhan yang seharusnya disembah, tentang siapa sebenarnya manusia, tentang kehidupan, berbagai jenis makhluk ciptaan Allah, dan lain-lain.

Mempelajari sejarah Nabi atau utusan Allah itu, dapat dilihat dengan jelas bahwa, Islam datang adalah untuk menyelesaikan berbagai masalah atau menjadi solusi dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang semula berselisih, konflik, dan atau bermusuhan, maka dengan kehadiran Islam, mereka berubah menjadi hidup damai. Masyarakat yang semula berjarak antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, maka didekatkan hingga menjadi bersatu. Kehidupan masyarakat yang saling berkompetisi dan tidak peduli sesama, maka dikembangkan saling mengenal, memahami, menghargai, dan bahkan saling tolong menolong.

Di dalam membangun kedamaian itu, bagi siapa yang melakukan kesalahan maka diberi sanksi atau dihukum dengan berorientasi pada keadilan dan kemanusiaan. Keadilan diberlakukan kepada siapapun tanpa melihat asal muasal orang yang bersangkutan. Hukum syara ditegakkan dengan adil, egaliter dan tanpa pandang bulu.

Seandainya sejarah yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad tersebut dijadikan pedoman sepenuhnya dalam menyelesaikan persoalan kehidupan, tidak terkecuali pada kehidupan modern seperti sekarang ini, maka berbagai problem yang terjadi pada akhir-akhir ini akan terselesaikan oleh konsep Islam. Menerapkan Islam secara keseluruhan dalam semua aspek kehidupan. Urusan Hablum min Allah ataupun Hablum min an naas. Masalah ibadah maupun muamalah.

Namun sayangnya ada sebagian kalangan kaum muslimin enggan menjalankan Islam secara sempurna. Menolak penerapan hukum syara’ dan mengambil sekadar nilai hakikatnya seraya meninggalkan syariat. Padahal Islam memiliki pemikiran (fikrah) dan metode pelaksanaan (thariqah). Islam bukan sekedar pemikiran tentang nilai kehidupan, namun juga menerangkan cara menjalani kehidupan dengan baik.

Al-Qur’an yang menjadi inti dari ajaran Islam merupakan petunjuk agar manusia hidup sesuai ketetapan Allah Ta’ala. Firman-Nya, “Sungguh, Al-Qur’an ini memberikan petunjuk ke jalan yang lebih lurus dan memberikan kabar gembira kepada kaum mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS Al-Isra’ [17]: 9).

Sebagai petunjuk hidup bagi manusia, Al-Qur’an telah memberikan penjelasan hukum atas segala sesuatu. Allah ta’ala menegaskan, “Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi orang-orang muslim.” (QS An-Nahl [16]: 89).

Oleh karena itu, mengamalkan dan menerapkan seluruh isi Al-Qur’an merupakan keharusan dalam Islam, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, maupun negara.

Khatimah

Islam sejatinya Allah ta’ala turunkan untuk menjadi rahmat bagi manusia (Lihat QS Fushilat [41]: 2—3). Rahmat itu hanya akan terwujud jika seruan-seruan-Nya dipenuhi oleh manusia dan hukum-hukum-Nya diterapkan. Inilah yang akan mendatangkan keberkahan bagi kehidupan manusia. Firman-Nya, “(Al-Qur’an) ini adalah Kitab yang Kami turunkan lagi diberkahi. Maka, ikutilah dan bertakwalah agar kamu dirahmati.” (QS Al-An‘am [6]: 155).

Masalah akan semakin luas jika kaum muslimin meninggalkan tuntunan agamanya seraya melaksanakan tatanan selain Islam. Padahal Islam diturunkan oleh Sang Khaliq. Allah ta’ala Sang Maha Pencipta yang Maha Tahu akan kelebihan dan kekurangan manusia sebagai ciptaan-Nya. Memberikan panduan kehidupan dalam bentuk perintah dan larangan agar ditaati oleh hamba – hambaNya.

Wallahu a’lam bi ashowab

Posting Komentar untuk "Janganlah Gadaikan Agamamu !"