Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ISTIQLAL

 Sepanjang bulan ini seluruh penjuru negeri bergembira dan menyelenggarakan berbagai kegiatan sebagai wujud perayaan kemenangan yang telah digapai sejak tujuh puluh sembilan tahun yang lalu. Kemerdekaan yang diraih atas berkat rahmat Allah ta’ala serta perjuangan dan pengorbanan harta, darah dan nyawa para pejuang dan seluruh rakyat.

Selama ratusan tahun negeri ini secara keseluruhan atau sebagian wilayahnya dijajah oleh sejumlah negara (barat), seperti Belanda, Inggris, Perancis, Spanyol dan Portugal serta Jepang. Selama itu pula perjuangan pembebasan negeri dilakukan oleh para pejuang dengan berbagai cara. Hingga Allah ta’ala memberikan wasilah berupa kekalahan Jepang pada Perang Dunia II yang memberikan momen bagi rakyat negeri ini untuk mendeklarasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Mengutip situs MUI Pusat, Kemerdekaan berasal dari kata “al-Istiqlal”. Sementara dalam padanan kata bebas kemerdekaan juga disebut dengan istilah “al-Hurr” dan bentuk kata kerjanya adalah “al-Hurriyah”.

Menurut Ibnu Asyur dalam bukunya “Maqasid al-Syariah al-Islamiyah”, al-Hurriyah memiliki dua makna. Makna yang pertama adalah kemerdekaan lawan dari perbudakan, dan makna kedua kemerdekaan adalah kemampuan untuk mengatur diri sendiri dan urusannya sesuka hati tanpa ada tekanan pihak lain (berdaulat).

Al Quran tidak secara tersurat menyebutkan kata kemerdekaan, namun secara tersirat setidaknya ada beberapa ayat yang berbicara tentang kemerdekaan.

Pertama, kisah perjalanan spritual Nabi Ibrahim Alaihissalam dalam mencari Tuhan. Pada QS Al An’am ke 79 dikatakan : Innī wajjahtu waj-hiya lillażī faṭaras-samāwāti wal-arḍa ḥanīfaw wa mā ana minal-musyrikīn yang artinya Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Perjalanan spiritual tersebut merupakan upaya Nabi Ibrahim untuk membebaskan hidupnya dari keyakinan yang diyakininya keliru, yaitu keyakinan nenek moyangnya menyembah berhala.

Kedua, kisah Nabi Musa Alaihissalam ketika membebaskan bangsanya dari penindasan Fir’aun. Disebutkan dalam QS Ibrahim : 6 yang artinya,”Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir'aun dan) pengikut-pengikutnya, mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak perempuanmu; dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Tuhanmu".

Ketiga, kisah keberhasilan Nabi Muhammad Shalallahu Laihi wa Sallam dalam mengemban misi kenabian di muka bumi. Allah Ta’ala berfirman yang artinya,”Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Maidah: 3).

Kemerdekaan merupakan salah satu karunia besar dari Allah ta’ala kepada hamba-Nya. Ia merupakan ni’mat utama sesudah ni’mat keimanan. Islam menekankan bahwa hakikat kemerdekaan sejati adalah ketika seseorang mampu memerdekakan dirinya dari segala bentuk perbudakan selain kepada Allah Ta’ala. Dalam hal ini, kemerdekaan bukan hanya soal lepas dari belenggu fisik, tetapi juga terbebas dari keterikatan pada hawa nafsu, materi, serta tekanan sosial yang dapat menjauhkan manusia dari Tuhannya.

Kemerdekaan dalam Islam adalah kebebasan yang terarah, dimana seorang muslim memahami batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala. dalam Al Quran dan sunnah. Maksudnya, kemerdekaan bukan berarti bebas melakukan apa saja tanpa batas, tetapi bebas dalam menjalankan syariat Islam tanpa paksaan dari pihak manapun. Seorang muslim yang merdeka adalah mereka yang tidak terikat oleh apapun selain aturan dan kehendak Allah SWT.

Dalam konteks sosial, kemerdekaan dalam Islam juga menuntut umatnya untuk membebaskan diri dari kezaliman, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Umat Islam diajarkan untuk memperjuangkan keadilan, kebenaran, serta melawan segala bentuk tirani dan penindasan. Islam memandang bahwa tidak ada perbedaan antara manusia kecuali dalam hal ketakwaan, sehingga setiap bentuk diskriminasi atau penindasan harus dihapuskan.

Dengan demikian, makna kemerdekaan dalam Islam adalah kebebasan yang sejati, yang hanya dapat dicapai dengan tunduk sepenuhnya kepada Allah Ta’ala Tuhan semesta alam. Kemerdekaan bukan sekadar kebebasan fisik dari penjajahan, tetapi juga mencakup kebebasan spiritual, intelektual, dan sosial yang sesuai dengan tuntunan syariat.

Seorang Muslim yang merdeka adalah mereka yang mampu menjalankan hidupnya dengan penuh ketaatan kepada Allah Ta’ala, dan dengan itulah mereka mencapai kebahagiaan dan kemuliaan yang hakiki. Adalah suatu ironi sebagai bangsa yang berjuang berabad-abad mengusir para penjajah seperti; Belanda,  Inggris, Portugis, dan Jepang dengan semangat takbir Allahu Akbar, lalu saat meraih kemerdekaan justru membesarkan paham kesyirikan,  materialisme, kapitalisme, sekulerisme, individulisme, hedonisme, serta pergaulan bebas  dalam kehidupan sehari – hari.

Seorang manusia, menurut pandangan syariah, barulah akan disebut merdeka bilamana ia sadar dan berusaha keras memposisikan dirinya selaku hamba Allah swt saja dalam segenap dimensi dirinya, baik penciptaan, penghambaan, kecintaan, perasaan maupun perilaku. Seorang manusia belumlah merdeka jika ia masih menghambakan dirinya kepada selain Allah swt. Atau dengan kata lain, kemerdekaan seseorang atau suatu bangsa sangat ditentukan pada seberapa besar upayanya menjadikan kalimat tauhid laa ilaaha illallah tegak bersamanya.

Inilah yang telah di   dakwahkan oleh Rasulullah saw dan segenap nabi dan rasul lainnya sejak dahulu kala,  sebagaimana firman Allah ta’ala yang artinya: “Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut (sembahan selain Allah)  itu” (QS An-Nahl :36)

 

Khatimah

Makna kemerdekaan dalam Islam adalah kebebasan yang sejati, yang hanya dapat dicapai dengan tunduk sepenuhnya kepada Allah ta’ala., Sang Pencipta. Kemerdekaan bukan sekadar kebebasan fisik dari penjajahan, tetapi juga mencakup kebebasan spiritual, intelektual, dan sosial yang sesuai dengan tuntunan syariat.

Seorang muslim yang merdeka adalah mereka yang mampu menjalankan hidupnya dengan penuh ketaatan kepada Allah ta’ala., dan dengan itulah mereka mencapai kebahagiaan dan kemuliaan yang hakiki.

Wallahu a’lam bi ashowab

Posting Komentar untuk "ISTIQLAL"