Kemuliaan Bulan Muharam
Puji syukur kehadirat Allah ta’ala yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga saat ini kaum muslimin diberi kesempatan menemui tahun yang baru pada Bulan Muharam 1446 H.
Sungguh
Islam memandang waktu sebagai hal yang penting. Berbeda dengan kaum kapitalis
yang memandang waktu sebatas urusan harta dunia sebagaimana pribahasa barat
menyatakan “Time is Money”.
Islam
memandang waktu sebagai obyek hukum sekaligus sebagai bagian peradaban Islam
karena waktu dan penanggalan kalender hijriah menjadi penanda atas pelaksanaan
sejumlah syariat ataupun amal ibadah. Puasa wajib hanya di Bulan Ramadhan,
berhaji hanya di Bulan Dzulhijjah sebagaimana bulan – bulan lain memiliki
keutamaannya sendiri, termasuk bulan Muharam.
Ada
sejumlah keutamaan atau kemulian bulan Muharram, diantaranya :
Termasuk Bulan yang Mulia atau Bulan
Haram
Terdapat
empat bulan yang sangat mulia di dalam Islam, yang disebut sebagai bulan haram
atau asyhurul
hurum, yang salah satunya adalah Muharram. Adapun bulan lainnya
yaitu Dzulhijjah, Rajab, dan Dzulqa’dah. Hal ini tertuang dalam Al Quran surat
At-Taubah ayat 36, yang artinya :
“Sesungguhnya
bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu
Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam
bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana
merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta
orang-orang yang bertakwa.”
Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda yang artinya,"Sesungguhnya, zaman berputar
sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. 1 tahun ada 12 belas
bulan, di antaranya 4 empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan, yaitu
Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku
Mudhar, antara Jumadil Tsani (Jumadil Akhir) dan Sya'ban." (HR.
Bukhari dan Muslim).
Terdapat Hari Asyura
Hari Asyura
adalah hari yang sangat penting dalam sejarah Islam karena terdapat banyak
peristiwa besar yang terjadi. Asyura jatuh pada tanggal 10 Muharram ini
menjadikan bulan Muharram sebagai bulan yang istimewa. Peristiwa
penting yang terjadi pada hari Asyura, antara lain :
1.
Diciptakannya
Nabi Adam ‘alaihissalam di surga.
2.
Diterimanya
taubat Nabi Adam ‘alaihissalam
3.
Naik dan
sejajarnya perahu Nabi Nuh ‘alaihissalam dengan bukit Judi setelah banjir
besar, serta turunnya ke muka bumi setelah banjir bandang.
4.
Dikeluarkannya
Nabi Yunus ‘alaihissalam dari perut ikan paus.
5.
Diterimanya
taubat umat Nabi Yunus ‘alaihissalam
6.
Dilahirkannya
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
7.
Selamatnya
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dari api yang membakarnya oleh Raja Namrud.
8.
Dikeluarkannya
Nabi Yusuf ‘alaihissalam dari sumur setelah diceburkan saudara-saudaranya.
9.
Dipertemukannya
Nabi Yusuf ‘alaihissalam dengan keluarganya kembali. Disembuhkannya penglihatan
Nabi Ya’qub ‘alaihissalam
10.
Dibukanya
(dihilangkan) ‘madlorot’ yang mendera Nabi Ayyub ‘alaihissalam
11.
Diampuninya
Nabi Daud ‘alaihissalam
12.
Terbelahnya
laut merah untuk Nabi Musa ‘alaihissalam setelah dikejar Fir’aun.
13.
Tenggelamnya
Fir’aun di dasar laut merah saat mengejar Nabi Musa ‘alaihissalam
14.
Dilahirkannya
Nabi Isa ‘alaihissalam
15.
Diangkatnya
Nabi Isa ‘alaihissalam ke langit.
16.
Dibolak-balikannya
tubuh ashabul Kahfi (para pemuda Bani Israil yang bersembunyi di dalam gua).
17.
Diciptakannya
ruh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam
18.
Dikandungnya
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam di rahim Ibunda Aminah radliyallahu
'anha
19.
Wafatnya
(syahid) cucu Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam Sayyiduna Husein ra
Puasa Terbaik Setelah Bulan
Ramadan
Ada
waktu-waktu terbaik yang dianjurkan untuk menjalani ibadah puasa, salah satunya
di bulan Muharram. Bahkan, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam telah
bersabda bahwa puasa di bulan Muharram adalah ibadah puasa terbaik setelah
bulan Ramadhan. Puasa ini disebut Puasa Asyura.
Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,“Puasa
yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa pada bulan Allah
(Muharram), dan salat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat
malam.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
Puasa Asyura adalah salah satu amalan yang dianjurkan pada
bulan Muharram. Rasulullah Shalallahu Alaihi
wa Sallam mendorong umat
Islam untuk banyak berpuasa di bulan ini, dan salah satu puasa yang ditekankan
adalah puasa Asyura.
Setelah
hijrah dari Makkah ke Madinah, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam mendapati
kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari Asyura, maka beliau memerintahkan para
sahabat untuk berpuasa Asyura.
Dari sahabat
Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhu beliau berkata: “Tatkala Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam datang ke kota Madinah, beliau mendapati kaum Yahudi sedang
berpuasa di hari Asyura, lantas beliau bersabda kepada mereka, 'Hari apa yang
kalian sedang berpuasa ini?' Mereka menjawab, 'Hari ini adalah hari yang
agung. Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya pada hari ini dan menenggelamkan
Fir’aun beserta pasukannya. Maka Musa berpuasa pada hari ini sebagai rasa
syukur dan kami turut berpuasa.’
Maka Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Maka kami dengan Musa lebih berhak dan lebih utama daripada
kalian.’ Maka Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam berpuasa dan memerintahkan berpuasa.” (HR Bukhari
dan Muslim)
Tak hanya
puasa Asyura yang dianjurkan, puasa Tasu’a (hari kesembilan dari bulan Muharam)
dan hari kesebelas pun juga diperintahkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu
Alaihi wa Sallam untuk berpuasa juga. Hal ini guna untuk membedakan antara ritual
ibadah orang Muslim dan kaum Yahudi.
Diriwayatkan
oleh sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhu beliau berkata: “Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam beliau bersabda,”Jika aku
masih hidup hingga tahun depan, pasti aku akan berpuasa pada hari kesembilan’”
(HR Muslim).
Diriwayatkan
pula oleh Imam Ahmad dari sahabat Ibnu Abbas ra, berkata, "Puasalah pada hari Asyura dan bedakanlah
diri kalian dengan kaum Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau
setelahnya."
Imam Syafi'i
dalam kitabnya al-Um dan al-Imla' menegaskan bahwa disunahkan berpuasa 3 hari;
puasa Asyura, Tasu'a dan puasa hari kesebelas. Nah, dari sini dapat
disimpulkan bahwa puasa Asyura itu ada 3 tingkatan: Pertama ialah puasa Asyura
saja, kemudian atasnya adalah puasa Asyura dan puasa Tasu'a, dan yang terakhir,
tingkatan yang paling tinggi adalah puasa Asyura, Tasu'a dan puasa hari
kesebelas (bulan Muharram).
Keutamaan
melaksanakan puasa sunah ini ialah terhapusnya dosa setahun yang lalu. Hal ini
berdasarkan hadis: “Dari Qatadah ra. Ia
berkata: Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari Arafah, beliau menjawab:
Puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa tahun lalu dan tahun yang akan
datang. Dan beliau ditanya lagi tentang puasa Asyura, maka beliau menjawab:
Puasa Asyura dapat menghapus dosa yang lalu”. (HR. al-Jama’ah, kecuali
al-Bukhari dan at-Tirmidzi).
Namun, perlu
diingat bahwa dosa yang diampuni melalui puasa Asyura dan Tasua adalah
dosa-dosa kecil, bukan dosa besar seperti syirik. Puasa ini memberikan
kesempatan bagi umat Muslim untuk merenungkan perbuatan-perbuatan masa lalu,
berintrospeksi, dan memohon pengampunan dari Allah ta’ala.
Posting Komentar untuk "Kemuliaan Bulan Muharam"