Tarhib Ramadhan
Tidak terasa bulan Sya’ban 1445 H sudah dilalui setengah perjalanan. Artinya Bulan Ramadhan sudah semakin dekat. Apakah kita sudah mempersiapkan diri menemui bulan mulia ini ?
Persiapan adalah
hal yang penting untuk dilakukan menjelang pelaksanaan suatu kegiatan. Para
Siswa melakukan pembelajaran intensif menjelang ujian akhir. Mahasiswa bahkan
harus bergadang untuk belajar beberapa hari menjelang ujian skripsi. Para atlet
berlatih keras menjelang turun dalam suatu turnamen. Dan sekali lagi, apa
persiapan kita menghadapi bulan ramadhan ?!
Orang bijak
berkata, “Gagal membuat rencana berarti berencana untuk gagal”. Untuk mencapai
kesuksesan di Bulan Ramadhan diperlukan perencanaan dan persiapan terbaik.
Berkaitan
persiapan ini terdapat istilah “tarhib”
merujuk pada penyambutan atau penyambutan bulan suci Ramadhan. Para ulama telah
menjelaskan berbagai hal yang harus disiapkan menjelang Bulan Ramadhan agar
saat Hari H Ramadhan datang, kaum muslimin dalam posisi “gas poll” dalam
amaliyah – amaliyah khas Bulan Ramadhan.
Beberapa
hal yang perlu dilakukan sebagai Prolog dalam menghadapi bulan ramadhan antara
lain :
Memurnikan Niat
Allah
ta’ala berfirman dalam QS. Al Mulk ayat 2 : ”Allażī khalaqal-mauta wal-ḥayāta liyabluwakum ayyukum aḥsanu 'amalā, wa
huwal-'azīzul-gafụr yang artinya, “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun”.
Gurunya para ulama besar, Fudhail bin Iyadh menjelaskan tentang ayat ini bahwa amalan terbaik (ihsanul amal) adalah amal yang
dilakukan secara benar dan ikhlas.
Amal
yang ikhlas adalah amal yang dilakukan hanya karena Allah ta’ala. Penting untuk
meniatkan amal ibadah semata hanya karena Allah ta’ala. Sebagaimana Rasul Shalallahu
Alaihi wa Sallam mengingatkan, ”Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan
sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena
dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke
mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim)
Persiapan Ilmu
Amalan terbaik (ihsanul
amal) adalah amal yang dilakukan secara benar dan ikhlas. Amal yang benar
adalah amal yang sesuai tuntunan. Oleh karena penting memiliki ilmu untuk
mengerti tentang tuntunan ibadah yang dilakukan. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz
berkata, “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan
membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.”
Puasa
Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap
Muslim. Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar sah
dan sempurna. Sesuatu yang menjadi prasyarat ibadah wajib, maka kita
wajib memenuhi dan mempelajarinya.
Ilmu
tentang ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan fiqih puasa merupakan
hal yang wajib dipelajari oleh setiap Muslim, minimal tentang hal-hal yang
menjadi sah dan tidaknya puasa. Pengetahuan yang utuh tentang bulan Ramadhan
akan menghindarkan kita dari kesalahan-kesalahan yang bisa merusak bahkan
membatalkan ibadah Ramadhan.
Menyusun Target dan Rencana
Hal
ini bukan wilayah syara akan tetapi merupakan wilayah teknis. Namun penting
untuk diperhatikan karena “gagal merencanakan berarti berencana untuk gagal”.
Jadi tentukan target, dan siapkan rencana untuk menggapainya.
Misal
menabung sejak sebelum ramadhan agar dapat bershodaqoh minimal 1 bungkus nasi
tiap hari untuk berbuka puasa. Atau melancarkan bacaan qur’an (tahsin) untuk memudahkan mencapai
target tilawah 1 juz per hari dan sebagainya.
Berdoa kepada Allah ta’ala
Tiada daya tiada upaya kecuali atas kehendak Allah ta’ala.
Manusia berencana namun Tuhan yang menentukan. Oleh karenanya kita patut berdoa
dan memohon kepada Allah ta’ala agar diberi kesempatan bertemu dengan Bulan
Ramadhan, dalam keadaan mampu untuk beramal sholeh.
Doa mashur yang diajarkan untuk menyambut bulan ramadhan
adalah Allahumma bariklana fi rajaba wa
sya’bana wa balighna ramadhan. Adapun do’a yang bisa kita panjatkan untuk memohon kemudahan dari Allah
adalah sebagai berikut, “Allahumma laa sahla illa maa
ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa” yang artinya: Ya Allah, tidak ada kemudahan
kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan),
jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.
Bertaubat
Inilah yang dianjurkan oleh para ulama kita. Sebelum
memasuki bulan Ramadhan, perbanyaklah taubat dan istighfar. Semoga di bulan
Ramadhan kita bisa menjadi lebih baik. Kejelekan dahulu hendaklah kita
tinggalkan dan ganti dengan kebaikan di bulan Ramadhan.
Di
antara do’a untuk meminta segala ampunan dari Allah adalah do’a berikut ini:
“Allahummagh-firlii
khothii-atii, wa jahlii, wa isrofii fii amrii, wa maa anta a’lamu bihi minni.
Allahummagh-firlii jiddi wa hazlii, wa khotho-i wa ‘amdii, wa kullu dzalika
‘indii” (Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilanku, sikapku yang melampaui
batas dalam urusanku dan segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal itu dari
diriku. Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan yang kuperbuat tatkala serius maupun
saat bercanda dan ampunilah pula kesalahanku saat aku tidak sengaja maupn
sengaja, ampunilah segala kesalahan yang kulakukan) (HR. Bukhari dan Muslim).
Membiasakan beribadah
Apapun
yang dimulai tanpa warming up atau
pemanasan akan membuat cepat lelah karena belum terbiasa. Allah ta’ala telah
“meyediakan” bulan sya’ban dan rajab sebagai waktu untuk “berlatih” beribadah
secara optimal di Bulan Ramadhan. Pembiasaan ibadah di bulan ramadhan diharapkan
dapat membangun ritme dan peak
performance yang tepat di bulan ramadhan.
Persiapan Materi
Tidak
lupa kita songsong bulan Ramadhan dengan persiapan finansial atau materi.
Persiapan materi di sini tidak dimaksudkan untuk membeli kebutuhan berbuka dan
sahur yang mewah dan mahal bahkan kadang berlebihan. Tapi finansial yang
ditujukan untuk menopang ibadah sedekah dan infak kita.
Bulan
Ramadhan merupakan bulan muwaasah (bulan santunan, pelipur lara). Sangat
dianjurkan memberi santunan kepada orang lain, betapapun kecilnya. Pahala yang
sangat besar akan didapat manakala ia memberi kepada orang lain yang berpuasa,
sekalipun sekedar sebiji kurma dan seteguk air.
Wallahu’alam bi ashowab
Posting Komentar untuk "Tarhib Ramadhan"