Jadilah Pemuda Tangguh
Sebanyak 76 murid SMP negeri di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, melukai diri sendiri (self harm) dengan menggunakan benda tajam. Benda tajam yang digunakan bermacam-macam, di antaranya pecahan kaca, jarum, hingga penggaris. Hal tersebut berdasarkan hasil temuan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magetan yang melakukan screening rutin. (republika.co.id/20102023)
Penjabat Bupati
Magetan Hergunadi mengatakan tindakan self harm di kalangan pelajar, mayoritas dipicu
oleh tindakan perundungan dari teman, tren, membanding-bandingkan, masalah
keluarga, cinta, serta masalah psikologis lainnya. (republika.co.id/25102023)
Di sisi lain kasus bunuh
diri di kalangan mahasiswa/mahasiswi cukup
menyedot perhatian publik dan menyayat hati. Aksi mengakhiri hidup ini
dilakukan dengan berbagai macam cara, mulai dari gantung
diri hingga lompat dari gedung. Setidaknya ada
lima kasus bunuh diri yang dilakukan mahasiswa (yang notebene kalangan
berpendidikan) dalam enam tahun terakhir.
Demikian
gambaran memprihatinkan sebagian generasi penerus bangsa hari ini. Kondisi
negatif yang harus bisa ditangani bersama. Presiden Sukarno pernah
berujar,”Beri aku 1.000 orang tua niscaya akan kucabut semeru dari akarnya.
Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Sebuah narasi dari bung
karno tentang betapa pentingnya peran generasi muda bagi sebuah peradaban.
Fakta sejarah
mencatat Abdul
Halim Perdanakusuma gugur dalam tugas saat usianya baru 25 tahun. Ia gugur pada 14 Desember 1947, ketika ditugaskan membeli dan mengangkut
perlengkapan senjata dengan pesawat terbang dari Thailand.
Pada tanggal 16
Januari 1904, Dewi Sartika mendirikan sekolah yang bernama Sekolah Istri. Di
sekolah itu, ia mengajarkan para murid berhitung, membaca, menulis, menjahit,
hingga menyulam. Saat itu usianya baru 20 tahun, namun ia elakukan sesuatu yang
hampir mustahil dilakukan di masa penjajahan.
Bung Tomo dengan kemampuannya
dalam berorasi hadir di waktu yang tepat. Bung Tomo berhasil membakar semangat
rakyat Surabaya lewat orasinya pada 10 November 1945. Padahal saat itu ia baru
berusia 25 tahun.
Pada kilasan
sejarah islam juga dikenal sejumlah pemuda tangguh yang ikut berjuang di jalan
islam. Zubair bin Awwam merupakan salah satu dari tujuh
orang pertama yang masuk Islam, kala itu usianya baru 15 tahun. Zubair adalah
pemuda yang berbudi tinggi, berakhlak mulia, berani, murah hati. Dia juga
merupakan pebisnis sukses dan kaya raya, namun semua hartanya dia dermakan
untuk kepentingan Islam.
Zaid bin Tsabit,
masuk islam usia 11 tahun dan tumbuh sebagai Muslim yang cerdas dan pemberani.
Zaid mampu menghafal Al-Qur'an, menjadi penulis wahyu Rasulullah, ikut serta
dalam kodifikasi Al-Qur'an, menguasi ilmu hikmah, bahasa Suryani, dan aksara
Yahudi.
Atab bin Usaid yang
diangkat menjadi Gubernur Makkah di usianya yang baru 18 tahun. Tidak lupa juga
Muhammad Al-Fatih sang penakluk Konstantinopel di usianya yang ke 22 tahun. Dan
masih banyak nama lain, tokoh muda yang memberi kontribusi besar bagi peradaban
islam dan kaum muslimin maupun bagi negeri
ini.
Membentuk Generasi Tangguh
Dari Ibnu
‘Abbas ra,
Rasulullah saw pernah
menasehati seseorang, Dari Amru bin Maimun bin Mahran sesungguhnya Nabi Muhammad
shallallah ‘alaihi wa sallam berkata kepada seorang pemuda dan menasehatinya,
“Jagalah lima hal sebelum lima hal. (1) Mudamu sebelum datang masa tuamu, (2)
sehatmu sebelum datang masa sakitmu, (3) waktu luangmu sebelum datang waktu
sibukmu, (4) kayamu sebelum miskinmu, (5) hidupmu sebelum matimu. (HR Al hakim)
Masa muda adalah masa-masa dimana usia paling produktif bagi
setiap orang. Apalagi dengan fisiknya yang segar bugar tentu semakin produktif.
Oleh karena itu selagi masa muda harus banyak dimanfaatkan untuk kegiatan yang
bermanfaat. Perbanyak melakukan kebaikan dan beramal sholih. Karena ketika
datang masa tua, segala aktifitas kita akan terbatas dengan fisik kita yang
mulai lemah.
Jika sudah tua, meskipun semangat kuat, dengan keterbatasan
kemampuan tubuh yang mulai lemah, menjadi kendala tersendiri. Maka selagi yang
masih muda, maksimalkan untuk perbanyak aktifitas positif. Belajar yang
sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita kita, perbanyak kebaikan dan perbanyak
melaksanakan ibadah kepada Allah swt.
Maka hendaknya
menggunakan masa – masa muda ini dengan sesuatu yang bermanfaat bagi diri
maupun bagi ummat, Rasul saw bersabda yang artinya,“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai
daripada seorang mukmin yang lemah, dan masing-masing berada dalam kebaikan.
Bersungguh-sungguhlah pada perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah
pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa
sesuatu, janganlah kamu katakan: ‘Seandainya aku berbuat demikian, pastilah
akan demikian dan demikian’ Akan tetapi katakanlah: ‘Qoddarallah wa maa syaa
fa’ala (Allah telah mentakdirkan hal ini dan apa yang dikehendakiNya pasti
terjadi)’. Sesungguhnya perkataan ‘Seandainya’ membuka pintu perbuatan setan.” (HR. Ahmad 9026, Muslim 6945)
Hadits di atas setidaknya menunjukkan dual hal,
yakni :
Perintah pertama terdapat
pada perkataan beliau Rasul saw,Bersungguh-sungguhlah pada perkara yang
bermanfaat bagimu’. Dalam perkataan ini terdapat anjuran untuk
mencurahkan segala bentuk sebab yang bermanfaat yang berfaidah bagi seseorang
baik untuk perkara agama maupun dunianya.
perkara-perkara
yang bermanfaat yang diperintahkan hadits ini untuk bersungguh-sungguh di
dalamnya mencakup perkara yang bermanfaat dalam urusan agama maupun dunia. Hal
ini karena seorang hamba membutuhkan perkara-perkara dunia sebagaimana dia
membutuhkan perkara-perkara agama.
Perkara-perkara yang bermanfaat
yang berkaitan dengan urusan agama kembali kepada dua landasan yang agung,
yaitu Ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih. Firman Allah swt artinya, “Dialah Dzat yang telah mengutus
RasulNya dengan membawa Al Hudaa (petunjuk) dan Ad-Diinul Haqq (agama yang
benar) untuk mengalahkan semua agama yang lainnya.” (Qs Ash Shaff:
9).
Yang dimaksud dengan Al Hudaa di
sini adalah Ilmu yang bermanfaat, sedangkan yang dimaksud dengan Ad-Diinul Haq adalah
amal shalih.
Rasul saw juga bersabda yang
artinya,“Barangsiapa
yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan
dia tentang agama.” (HR. Bukhari no.
71 dan Muslim No. 1037).
Perintah kedua terdapat
pada perkataan beliau saw ‘Mintalah
pertolongan kepada Allah’.
Dalam perkataan ini terdapat perintah untuk tidak berpaling dan bersandar
kepada sebab-sebab, serta perintah untuk bersandar dan tawakkal yang sempurna
kepada Allah swt dengan meminta pertolongan kepadaNya,
taufiqNya dan meminta agar senantiasa diluruskan.
Dalam menjalani kehidupan ini
tentu ada hambatan, tantangan, mungkin ancaman atau gangguan. Namun seorang
muslim dilarang berputus asa dari rahmat Allah. Manusia
diperintahkan Allah berusaha dengan sekuat tenaga, dan saling menolong. Di
samping menjalankan ikhtiar dan usaha, dia harus pula berdoa, memohon taufik,
hidayah dan ma'unah. Ini hendaknya dimohonkan khusus kepada Allah, karena hanya
Dia yang kuasa memberinya.
Posting Komentar untuk "Jadilah Pemuda Tangguh"